• Breaking News

    ⚖️ Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu hukum 𝐄𝐪𝐮𝐮𝐦 𝐞𝐭 𝐛𝐨𝐧𝐮𝐦 𝐞𝐬𝐭 𝐥𝐞𝐱 𝐥𝐞𝐠𝐮𝐦 ⚖️ Fakultas Syariah dan Hukum, Uin Alauddin Makassar ⚖️

    Cerpen : Sebuah Konspirasi Sebelum Tidur

    Foto : Ilustrasi dari website Depositphotos.


    CERPEN - Masih dalam posisi sama, berada dalam sofa dengan diameter tak lebih dari 120 centimeter. Dengan Mata yang masih sibuk mengotak-atik gawai yang sedari tadi tak pernah redup, Kali ini aplikasi YouTube menjadi fokus penjelajahan ku di dunia maya.

    Aku penasaran dengan video trending yang menghiasi jagad kumpulan video paling populer ini. sesekali menatap bagian Story aplikasi, berita tentang virus corona dari media Kompas.tv muncul di beranda. 

    Update berita harian Kompas Rabu, 7 april 2021 menyatakan kasus positif virus yang bernama Lengkap Corona Virus Disease - 19 (Covid-19) ini sudah mencapai angka 1.534.255 Dengan 1.375.877 pasien sembuh dan 41.699 yang mengalami kematian.

    Seketika dalam hati menggerutu "kapan selesainya Pandemic ini, sudah terlalu lama kita menghadapi suasana yang tidak jelas" kita berada dalam dua pilihan. masih tetap bertahan di rumah aja sebagai warga negara yang berbakti kepada pemerintah atau keluar dan bergelut dengan virus yang katanya berbahaya ini.

    Sebagai manusia yang banyak menilai dari aspek empiris, melihat kegiatan Masyarakat di tempat-tempat umum seperti Tempat ibadah, mall dan terkhusus pasar yang dalam konteks protokol kesehatannya, seperti menaati satu aturan tetapi juga menihilkan aturan lain. Contoh nya memakai masker tetapi saling bersentuhan.

    Tak dapat dipungkiri, hal itu memang tidak dapat dihindarkan. Dengan ingatan yang masih jelas ketika awal mula orang pertama yang terjangkit virus Covid-19 ini diumumkan oleh presiden Joko Widodo.

    Darurat kesehatan pun diumumkan. Imbasnya, Lockdown atau Isolasi Daerah dimana mana, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di galakkan hampir di semua daerah di Indonesia dan berbagai aturan mengenai protokol kesehatan pun muncul demi menjaga agar masyarakat tidak terjangkit virus ini.

    Pola kebiasaan masyarakat pun berubah saat banyak nya Tempat umum dan sekolah di tutup. Setiap orang seperti takut dengan orang lain, bahkan bersentuhan selayaknya ada hal sangat fatal ketika dilakukan. 

    Tetapi beberapa bulan terakhir, hal tersebut sudah tidak terjadi lagi, masyarakat seperti lelah melakukan itu atau bahkan saya bisa beropini bahwa masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan Covid-19. Bukannya tanpa alasan, dapat kita lihat dari beberapa kejadian kematian di rumah sakit dimana pasien yang terkonfirmasi positif virus selalu menjadi kontroversial. 

    Proses Rapid dan Swab Test yang tidak transparan, serta banyaknya pasien yang tidak memperlihatkan gejala-gejala virus tetapi terkonfirmasi positif. Dari beberapa kejadian tersebut ketidak percayaan masyarakat terhadap Pandemic ini semakin meningkat. 

    Cerita dari mulut ke mulut merupakan salah satu media penyebaran informasi paling eksis di negeri ini. data dan fakta akan dikesampingkan pada kebiasaan masyarakat yang kerap kita kenal dengan istilah Gosip ini. Berita tentang kematian kerabat di rumah sakit itu yang menjadi topik utama ibu-ibu yang berkumpul di salah satu rumah di desa sangkala kecamatan kajang tersebut.

    Seketika Teringat informasi Data dari CNN Indonesia akhir Desember 2020 yang mengatakan virus Covid-19 telah berevolusi dan memiliki varian serta gejala baru yang kian mengganas.

    Sudah menjadi paradoks bagiku, ibu-ibu yang berkumpul tanpa memperhatikan protokol kesehatan, virus yang mampu menyebar lewat cairan tubuh, entah disebarkan lewat bersin atau sentuhan tangan, dan Nuhun pejabat negara yang datang di acara pernikahan seorang youtuber?

    Arti Pandemic semakin membingungkan.  protokol kesehatan, Regulasi yang dibuat pemerintah yang pejabatnya sendiri melanggar aturan tersebut, Bahkan virus yang katanya berevolusi lebih kuat tetapi masyarakat yang acuh terhadap hal itu. 

    Dari beberapa kejadian, sepertinya ada kontradiksi yang terjadi. Gejolak Pemerintah dan masyarakat,  ketidak sesuaian fakta dan data yang ada, tidak jelasnya informasi yang sampai ke publik, hilangnya kepercayaan masyarakat dan ketidak adilan aturan yang ada.

    Tak sadar, jam menunjukkan pukul 01.00. dengan mata yang sudah mulai sayup, posisi badan yang sebelumnya duduk kini kurebahkan perlahan. Dalam hati menggerutu, "Begitu membosankan hidup ini".

    Masih tetap menjelajah di aplikasi yang sama, Kali ini tanganku sibuk mencari lagu penenang tidur. perhatianku berhenti pada sebuah lagu tentang virus corona,

    Payung teduh - Renung.

    Melodi musik pun berbunyi, dengan otak yang masih tetap tak berhenti berkonspirasi memikirkan dunia yang penuh kontradiksi ini. Meski diserang bertubi-tubi oleh rasa kantuk, sepertinya kali ini tidurku tetaplah tidak tenang.


    Penulis : Awaluddin (Ketua Bidang Kaderisasi HMJ Ilmu Hukum periode 2021-2022)


    #cerpen

    No comments