• Breaking News

    ⚖️ Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu hukum 𝐄𝐪𝐮𝐮𝐦 𝐞𝐭 𝐛𝐨𝐧𝐮𝐦 𝐞𝐬𝐭 𝐥𝐞𝐱 𝐥𝐞𝐠𝐮𝐦 ⚖️ Fakultas Syariah dan Hukum, Uin Alauddin Makassar ⚖️

    Historis Gaya Rambut Gondrong di Indonesia

    Foto : Achmad Maulana Adnan yang sedang asik meminum kopi.


    Di Indonesia selain peci, sebagai simbol aktivis pergerakan, rambut gondrong pun pernah menjadi identitas dalam perjuangan revolusi indonesia. Mulai dari jaman jepang hingga masa revolusi fisik, para pemuda pejuang semakin identik dengan rambut gondrong dan seragam militer.

    Ali Sastromidjojo, menggambarkan pemuda yang berambut gondong dengan gaya urakan sebagai kekuatan revolusi di Yogyakarta pada awal tahun 1946. Pada 1998, Mahasiswa berdarah juang revolusioner yang identik dengan rambut gondrongnya berhasil menduduki gedung MPR sekaligus pertanda tumbangnya Rezim Orde Baru.

    Walaupun pernah menjadi simbol dari pemuda dan mahasiswa revolusioner, tapi Soekarno pernah dibuat kesal dengan gaya rambut gondrong ini terutama saat perjuangan melawan kebudayaan imperialis sedang memuncak. Karena rambut gondrong identik dengan lifestyle pemuda-pemuda barat. Maka Soekarno pun pernah mencap mereka sebagai “Kontra Revolusioner”.

    Jadi menurut Bapak Proklamator tersebut, Pemuda bergaya rambut gondrong identik dengan pemuda-pemuda Barat, Beliau ingin melawan kebudayaan Imperialis sedangkan Beliau sendiri merapat dan menjalin kerja sama dengan Amerika dan Uni-Soviet pada waktu itu yang kita ketahui negara-negara tersebut merupakan blok Barat.

    “Menimbulkan sebuah kontradiksi terhadap apa yang Beliau ucapkan sendiri.”

    Masuk pada era Reformasi sekarang ini, Rambut gondrong dipandang kurang baik dikalangan masyarakat, ada yang memandangnya sebagai preman, penjahat dll. 

    Dugaan diskriminasi kami layangkan kepada setiap orang yang mencap pemuda, Mahasiswa berambut gondrong sebagai sosok yang identik dengan hal-hal yang kurang baik. Utamanya mahasiswa yang katanya jika berambut gondrong maka tidak mencerminkan seorang terpelajar.

    Suatu pandangan yang sesat jika berfikir bahwa berambut gondrong identik dengan hal-hal seperti itu karena kita tidak boleh memandang seseorang hanya dari penampilan yang tampak oleh panca indra saja!

    Jikalau beliau yang terhormat berpandangan seperti itu, mengapa beliau hanya melihat dari satu sudut sisi!

    Kalau beliau berpandangan seperti itu maka

    Kami juga bebas berpandangan bahwa berambut pendek/rapi identik dengan para Koruptor, Kaum Kapitalis yang berpenampilan bersih,rapi dan memakai dasi tetapi penuh keserakahan.

    Dalam hal ini kami juga berpendapat bahwasannya rambut yang panjang/gondrong maupun pendek bagi kalangan mahasiswa tidak mempengaruhi sedikitpun sebuah proses berfikir mahasiswa dalam melaksanakan kewajiban didalam 4 sisi ruang yaitu kelas pada proses ajar-mengajar.

    Jadi gaya rambut gondrong memiliki dimensi yang luas, dinamika-dinamika yang terjadi dari zaman ke zaman, bukan hanya sekedar sebagai mahkota tetapi telah menjadi sebuah identitas, simbol perlawanan bahkan pendirian politik layaknya gaya rambut anak Punk (Public United Nothing Kingdom) sekumpulan orang-orang yang menentang kebijakan-kebijakan Kerajaan pada saat itu. 


    Penulis : Achmad Maulana Adnan (Mahasiswa Ilmu Hukum Angkatan 2020)

    No comments