• Breaking News

    ⚖️ Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu hukum 𝐄𝐪𝐮𝐮𝐦 𝐞𝐭 𝐛𝐨𝐧𝐮𝐦 𝐞𝐬𝐭 𝐥𝐞𝐱 𝐥𝐞𝐠𝐮𝐦 ⚖️ Fakultas Syariah dan Hukum, Uin Alauddin Makassar ⚖️

    Mahasiswa Hari Ini

    foto : Ketua Umum HMJ Ilmu Hukum Periode 2021-2022

    OPINI - Mendengar kata mahasiswa,maka yang tersirat di benak masyarakat akan beraneka ragam, ada yang mengatakan mahasiswa adalah seorang pemberontak, tukang demo, pengkhayal ada pula yang mengatakan mahasiswa sebagai harapan masyarakat, agent of change, dan penerus bangsa.

    Berbicara perihal mahasiswa tidak akan pernah ada habisnya, dan yang selalu terkenang di hati masyarakat ketika mahasiswa berhasil menggulingkan kekuasaan otoriter orde baru tahun 1998. Karakter-karakter mahasiswa pada masa itu sangatlah luar biasa jika ditelisik dari segi historis. Dimulai dari literatur/bacaan yang banyak dan universal ,terbuka nya ruang-ruang dialektis, gerakan yang sistematis dan mental kokoh.

    Padahal teknologi pada masa itu tidaklah semudah dan secanggih sekarang, tetapi kenapa mereka bisa mudah memperkuat nalar dan gerakan mereka?. Setelah berkaca kepada kakanda/ayunda kita. Mari melihat mahasiswa indonesia hari ini. Dimulai dari segi literatur/bacaan, kultur literasi yang perlahan-lahan sudah mulai memudar, di era revolusi industri 4.0 yang sudah mau beranjak ke revolusi industri 5.0.

    Kemudahan teknologi, dan hari ini ilmu pengetahuan sangat mudah dicari melalui gadget yang digenggam oleh mahasiswa, jadi dengan alasan apa lagi mahasiswa tidak bisa lebih hebat dan cerdas dibanding mahasiswa terdahulu?

    Penulis telah melakukan wawancara kepada 10 mahasiswa secara acak dalam lingkup UIN Alauddin Makassar dimulai kepada perkenalan dan pada akhirnya sampai kepada pertanyaan, "Buku-buku apa saja yang sudah anda baca untuk memperluas wawasan baik bacaan yang menunjang perkuliahan sesuai jurusan ataupun bacaan-bacaan asupan untuk memahami dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara baik persoalan hukum, sosial, agama, ekonomi dan sebagainya".

    Delapan dari sepuluh orang menjawab "Saya punya beberapa buku cuma tersimpan di lemari, ada juga yang menjawab saya tidak punya buku, tapi biasa pinjam dari teman itupun tidak dibaca dan setelah beberapa hari lalu dikembalikan dan yang paling parahnya ada beberapa yang menjawab karena "Malas" hanya dua orang yang memberi jawaban berbeda dua orang ini menjawab saya suka membaca buku-buku yang ditulis oleh eko prasetyo, di antaranya, Bangkitlah Gerakan Mahasiswa, Orang Miskin Dilarang Sakit dan beberapa buku lainnya, satu orang lainnya menjawab saya suka membaca buku Karl Marx yang berjudul Das Kapital, dan buku yang ditulis tan malaka yang berjudul Madilog.

    Berangkat dari wawancara ini dan meninjau secara empiris minat baca mahasiswa terkhusus di UIN Alauddin Makassar, penulis secara pribadi melakukan observasi dan mencari benang merah masalah utama mengapa mahasiswa malas membaca buku, dan sampailah di jawaban "Kurangnya kepekaan atas perbaikan diri maupun keadaan sekitar " negeri ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja dan sangat membutuhkan mahasiswa-mahasiswa nya sebagai salah satu tonggak perubahan, dan berangkat dari diskusi dan membaca maka dari situlah lahirlah aksi, baik berupa kajian-kajian untuk saling mencerdaskan, bakti sosial, penyuluhan hukum ke masyarakat, demonstrasi dan masih banyak hal lainnya.

    Berbicara persoalan gerakan, gerakan mahasiswa hari ini masih rawan disusupi ataupun mudah di provokasi dikarenakan kurang nya varian baru daripada demonstrasi dan kurang atas pengkajian data, strategi dan taktik yang mudah dibaca hingga pemahaman massa aksi yang tidak merata (ikut-ikutan). kita ketahui bersama bahwa dalam negara demokrasi, demonstrasi adalah tahapan terakhir untuk menyampaikan aspirasi, ada beberapa tahap yang perlu dilalui baik secara litigasi maupun non-litigasi dan mahasiswa hari melompat tanpa melalui proses itu dan langsung melakukan aksi demonstrasi, dan pada hasilnya aspirasi masyarakat tidak tersampaikan, yang terlahir cuma kemacetan dan bentrokan dengan aparat keamanan. 

    Penulis tidak hadir hanya memberikan kritik, dan atas permasalahan-permasalahan yang lahir di atas lahirlah solusi yaitu pentingnya kepekaan mahasiswa dengan keadaan sekitar dan diri sendiri,memperluas wawasan baik dengan membaca buku ataupun artikel-artikel,memperbanyak ruang diskusi dan kajian-kajian.Gerakan lahir daripada keresahan-keresahan setelah banyak membaca dan update terkait situasi dan kondisi negeri kita ini yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja maka dari itu diperlukannya varian-varian baru dalam gerakan mahasiswa seperti memperkuat diri di bidang litigasi dan non-litigasi, per-matang strategi, taktik dan wawasan sebelum terjun ke jalan melakukan demonstrasi, pikir lah dampak, baik secara manfaat maupun mudharatnya biar lebih mudah di taktisi dan dicari jalan terbaik untuk mencapai Revolusi.

    Sebenarnya berbicara tentang mahasiswa sangatlah kompleks dan tidak hanya dapat diselesaikan hanya dengan satu tulisan, dan yang menjadi fokus utama ada dua aspek, yang pertama terkait kurang nya kultur literasi daripada mahasiswa itu sendiri yang kedua gerakan mahasiswa yang cenderung konservatif dan tidak inovatif. Dua aspek ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, maka kedua nya harus hidup berdampingan agar terciptanya mahasiswa yang progresif dalam berpikir dan bertindak.


    Penulis : Muh Aqil Al-Waris (Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar periode 2021/2022)

    1 comment: