Bangsa Bertopeng
Namun, dibalik pandangan tersebut, ada beberapa pandangan, komentar yang berbanding terbalik dari yang sebenarnya.
Dibeberapa waktu dan tempat, Aku mendengar kata, " Saya melihat Indonesia di wajahnya". Namun, hal ini sering dilekatkan pada orang yang memiliki tampang yang kata orang dibawah rata-rata. Apakah sejelek itu wajah bangsa kita?.
Di sisi lain, ada benarnya juga. Karena secara faktual kita melihat kondisi yang sangat memprihatinkan dipertontonkan oleh segenap orang yang mengaku dirinya sebagai bangsa Indonesia. Baik dari pemerintahan yang haus kekayaan sampai rakyat jelata yang buang sampah sembarangan. Regulasi yang menjadi cita-cita bangsa-pun hanya sekedar harapan. Akan tetapi minim secara pengamalan..
Apakah memang demikian wajah bangsa ini?
Setelah berjalan dan menemukan banyak orang, banyak yang beranggapan bahwa rakyat dan pemerintah sendiri yang membuat bangsa ini semakin buruk. Namun, saya mengambil paradigma terbalik. Saya menganggap bahwa rakyat dan pihak yang mengelola bangsa ini terlalu baik.
Saya mengambil kesimpulan seperti itu bukan karena saya tidak sepakat dengan yang orang lain katakan ataupun karena saya sudah baik, melainkan hanya meminjam kata baik.
Kita berenang ke lautan fakta...
Saking baiknya bangsa ini. Orang yang terjerat kasus-pun diberi diskon kemerdekaan dengan pemotongan masa tahanan sampai perubahan dari pidana mati ke pidana seumur hidup.
Karena baiknya pula sampai rakyat memberi makan hewan-hewan di laut dengan sampah.
Karena baiknya pula warga yang tinggal menetap, hidup, dan berketurunan di suatu daerah mau dipindahkan entah kemana.
Dan karena baiknya, uang yang hanya kertas dapat ditukar dengan jabatan ataupun masa tahanan.
Lalu, menurutmu kurang baik apalagi bangsa ini???
Apakah wajah bangsa ini sudah betul-betul mencerminkan kebaikan?
Atau sudah sepakat dengan paradigma orang yang mencerminkan wajah bangsa demikian?
atau mungkin Bangsa ini hanya memperlihatkan topeng kepada dunia "hahahaha" Tawaku.,
Lantas setelah ini, apakah kita akan muhasabah menjadi baik atau menjadi baik yang sebenar-benarnya baik?
Penulis : Mursil Akhsam (Sekretaris Bidang Advokasi dan Humas HMJ Ilmu Hukum UINAM)
No comments