Mengkritisi Aksi Boikot Sebagai Bentuk Dukungan Untuk Palestina
Opini - Palestina adalah tanah yang menjadi saksi sejarah peradaban manusia. Di sana, berbagai agama dan budaya pernah hidup berdampingan dengan damai. Namun, kini tanah yang damai tersebut harus menghadapi penjajahan dan penindasan yang sungguh diluar batas kewajaran. Israel terus melakukan agresi militer, pembangunan permukiman ilegal, penghancuran rumah-rumah dan infrastruktur, penangkapan sewenang-wenang, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya terhadap rakyat Palestina. Cukup bagi anda menjadi manusia untuk mengutuk kebiadaban ini. Bersatu dan berjuang bersama rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan mereka merupakan kewajiban bersama. Solidaritas dan dukungan kepada Palestina, baik secara moral, politik, maupun materiil merupakan cara maksimal dalam ketidakberdayaan kita.
Data dan fakta menunjukkan bahwa rakyat Palestina mengalami penderitaan yang luar biasa akibat tindakan-tindakan Zionis. Menurut laporan PBB, sejak tahun 2000, lebih dari 10.000++ orang Palestina telah tewas akibat kekerasan Israel, termasuk lebih dari 2.000 anak-anak. Selain itu, lebih dari 6 juta orang Palestina hidup sebagai pengungsi di luar negeri atau di kamp-kamp pengungsian di Tepi Barat dan Jalur Gaza, ironisnya tak jarang bagi mereka mendapat penolakan dari negara yang katanya erat dari segi identitas maupun persaudaraan. Zionis Israel juga telah merampas lebih dari 85% wilayah Palestina, dan membangun lebih dari 600.000 permukiman ilegal di atas tanah yang dicuri. Telah menghancurkan lebih dari 50.000 rumah, sekolah, masjid, dan fasilitas kesehatan milik rakyat Palestina. Penjajah ini juga menahan lebih dari 7.000 orang Palestina, termasuk lebih dari 300 anak-anak, tanpa proses hukum yang adil. Berbagai bentuk penyiksaan, penganiayaan, dan diskriminasi terhadap rakyat seolah telah menjadi kelaziman di tengah bungkamnya dunia.
Sudah terang benderang bagi kita bahwa Zionis Israel telah melanggar hukum humaniter internasional dengan melakukan pembunuhan, penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, pengusiran paksa, dan perampasan tanah terhadap rakyat Palestina. Ajaibnya resolusi-resolusi PBB yang menuntut Israel untuk mengakhiri pendudukan, menghentikan pembangunan permukiman, menghormati hak-hak rakyat Palestina dapat diabaikan dengan penuh percaya diri.
Wahai saudaraku, sungguh tiada perjuangan yang engkau tempuh bernilai sia-sia. Berbagai cara dan metode perjuangan silahkan anda jalankan semaksimal mungkin. Dukungan oleh masyarakat dunia untuk mendukung Palestina sangatlah beragam dan bermakna. Cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap Israel. BDS adalah gerakan global yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan ekonomi, politik, dan sosial terhadap Israel, agar menghentikan agresi mereka terhadap rakyat Palestina. Beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Irlandia, dan Malaysia, telah mendukung gerakan BDS dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membatasi hubungan dagang, akademik, atau budaya dengan Israel. Anda dapat berpartisipasi dalam gerakan BDS dengan tidak membeli produk-produk yang berasal dari Israel atau perusahaan-perusahaan yang berkolaborasi dengan Israel, tidak berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pendudukan Israel, atau tidak mendukung acara-acara yang mensponsori atau mempromosikan Israel dengan catatan memiliki identifikasi yang matang.
Terkait dengan sikap boikot produk, ada hal yang perlu saya jelaskan dari sikap ini agar kita semua tidak terjebak dalam praktik kezaliman. Pada dasarnya saya sepakat dalam hal memboikot perusahaan yang secara terang-terangan mendukung dan atau membantu zionis Israel. Namun ada hal yang perlu kita ketahui bersama, saya ambil contoh yang terkait dengan hal ini yaitu McDonald’s.
Dilansir dari media Tirto.id, McDonald’s atau McD yang ada di Israel dikabarkan menyumbang ribuan makanan bagi tentara Israel Defense Force (IDF) dalam konfliknya dengan Hamas Palestina. Hal ini membuat banyak orang di seluruh dunia mulai melakukan gerakan boikot terhadap restoran cepat saji tersebut.
Dalam pernyataannya, McD Israel mengungkapkan bahwa mereka telah mendonasikan 4.000 makanan kepada rumah sakit dan unit militer. Mereka juga berniat untuk menyumbang makanan tersebut setiap hari kepada tentara yang ada di medan perang. Menyikapi hal tersebut pertanyaannya, apakah McDonalds Israel mewakili seluruh McDonald yang ada di seluruh dunia? Mari kita simak duduk perkaranya.
McDonald’s adalah sistem franchise yang memungkinkan setiap lokasi dimiliki dan dioperasikan secara independen dari mereknya. McDonald’s Israel adalah salah satu dari banyak operator lokal yang membuat keputusan sendiri tanpa campur tangan dari McDonald’s global.
Merujuk dari [International Franchise Association], franchise adalah suatu bentuk lisensi yang memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan nama, merek, sistem, dan sumber daya dari pihak pertama (franchisor). Franchisee harus membayar sejumlah biaya dan royalti kepada franchisor sebagai imbalan atas hak dan dukungan yang diberikan. Franchisee juga harus mematuhi standar kualitas dan operasional yang ditetapkan oleh franchisor. Franchise adalah suatu perjanjian bisnis antara dua pihak yang berdaulat dan independen, sehingga franchisor tidak bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan franchisee. Adapun Menurut [Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah], franchise adalah suatu perjanjian kemitraan dalam rangka penjualan barang dan/atau jasa dengan menggunakan merek dagang, merek jasa, dan/atau logo yang dimiliki oleh pihak lain (franchisor) yang memberikan bimbingan secara terus-menerus kepada pihak lain (franchisee) yang menggunakan merek dagang, merek jasa, dan/atau logo tersebut. Franchisee harus membayar sejumlah biaya dan royalti kepada franchisor sebagai imbalan atas hak dan bimbingan yang diberikan. Franchise adalah suatu perjanjian kemitraan antara dua pihak yang berdaulat dan independen, sehingga franchisor tidak bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan franchisee. Oleh karena itu kesimpulannya adalah McDonald Israel tidak mewakili McDonald’s yang ada di seluruh dunia. Sehingga jangan heran jika Mcdonalds negara lain justru mendeklarasikan dukungan dan bantuan kepada Palestina. Dilansir dari media tirto.id, McDonald’s di beberapa negara justru kontras dengan McD yang ada di israel, mereka memberikan dukungan kepada Palestina. McD Oman misalnya, pihak mereka mendukung Gaza dengan memberikan donasi sebesar 100.000 dolar untuk membantu masyarakat Gaza.
McDonald's di Uni Emirat Arab pun memberikan donasi sebesar 1 juta AED sebagai bentuk dukungan ke Gaza. Hal serupa juga dilakukan oleh McD Turki yang menyumbangkan uang 1 juta dolar untuk rakyat Gaza yang menjadi korban perang, terutama wanita, anak-anak, dan orang tua. Sementara itu, McDonald’s di Kuwait diketahui telah memberikan sumbangan uang sebanyak 250.000 dolar untuk Gaza.
Penjelasan saya ini bukan untuk menyatakan bahwa gerakan boikot kepada McDonald’s Indonesia itu sepenuhnya mutlak salah, karena Alhamdulillah berkat solidaritas dan kekuatan massa pendukung Palestina di Indonesia, akhirnya McD Indonesia per detik ini sudah mendeklarasikan dukungan dan mengirim bantuan kepada Palestina.
Saudaraku, jika komitmen suatu perusahaan sudah jelas terhadap dukungannya ke Palestina, maka tidak ada lagi alasan untuk melakukan aksi boikot kepadanya kecuali kezaliman. Persoalan sikap yang ingin membesarkan produk atau brand lokal maka tidak perlu bagi kita melakukan praktik kezaliman dengan cara membesarkan satu pihak akan tetapi menginjak pihak lain. Besarkan produk lokal dengan cara yang sehat dan menjunjung tinggi nilai persaingan usaha. Niat yang mulia jangan sampai tercemar kan oleh praktik kezaliman.
Namun perlu diingat bahwa jika yang melakukan bantuan dan dukungan kepada Israel adalah McD global atau pusat, maka wajib bagi kita untuk memboikotnya, karena McD pusat mendapatkan royalti dari seluruh McD yang ada di dunia.
Terlepas dari isu boikot perang gaza bukan hanya perang fisik, politik dan ekonomi, namun perang yang sangat kompleks. Salah satu aspek yang fundamental adalah perang pemikiran. Kita bisa melihat bagaimana pertarungan opini di berbagai media menyikapi perihal perang gaza. Era perang pemikiran yang terjadi saat ini menggambarkan betapa kompleksnya permasalahan ini. Media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi, edukasi, dan advokasi telah mengalami perang yang maha dahsyat. Dilansir dari KOMPAS.com - Laporan yang dibuat peneliti Universitas Oxford mengungkapkan dana buzzer di Israel bisa mencapai 100 juta dollar AS, atau Rp 1,4 triliun. Tidak mengherankan jika terdapat influencer yang terus melakukan pembelaan terhadap zionis.
Melihat fakta tersebut, sudah saatnya bagi siapa saja yang mengaku dirinya pejuang kemanusiaan apalagi bagi seorang pemuda untuk terus membuat konten pembelaan terhadap Palestina. Membagikan berita, foto, video, dan fakta-fakta yang menunjukkan realitas yang terjadi di Palestina, dan mengungkap kebohongan dan propaganda yang disebarkan oleh Israel dan sekutunya. Menggunakan tagar, filter, dan simbol-simbol yang menunjukkan dukungan Anda kepada Palestina, dan mengajak orang-orang untuk bergabung dengan gerakan ini. Anda dapat berinteraksi dan berdialog dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda, dan menyampaikan argumen-argumen yang rasional dan ilmiah untuk membela Palestina. Namun bagi mereka yang dirasuki dengki terhadap etnis maupun islamophobia, hargai waktu anda dengan tidak meladeninya. Kucuran dana dan propaganda barat telah menggelapkan akal dan nuraninya.
Selain itu, melakukan aksi-aksi solidaritas, seperti demonstrasi, penggalangan dana, bantuan kemanusiaan, atau doa bersama, untuk menunjukkan dukungan dan simpati kepada rakyat Palestina tidak kalah pentingnya.
Saudaraku, Jangan pernah ragu untuk bela Palestina. Sungguh tiada sedikitpun perjuanganmu yang sia-sia bahkan hanya dengan like dan share konten konten pembelaan terhadap Palestina itu sudah sangat berarti. Palestina adalah simbol perlawanan terhadap kezaliman dalam bentuk penjajahan. Palestina adalah perjuangan kita yang harus terus dilanjutkan. Jika Sekutu Barat dengan percaya diri tampil dan bersatu membela penjajahan, mengapa kita mesti ragu untuk membela kemanusiaan? Renungkan dan mulailah berbuat.
Penulis : Zulkifly (Mahasiswa Ilmu Hukum 2021)
No comments