• Breaking News

    ⚖️ Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu hukum 𝐄𝐪𝐮𝐮𝐦 𝐞𝐭 𝐛𝐨𝐧𝐮𝐦 𝐞𝐬𝐭 𝐥𝐞𝐱 𝐥𝐞𝐠𝐮𝐦 ⚖️ Fakultas Syariah dan Hukum, Uin Alauddin Makassar ⚖️

    Kisah Miris Agraris, Petani Dipaksa Mengemis

    Gambar : Foto nurlan di gunung

    Opini - Beberapa hari lalu saya pilu melihat laman berita dan membaca bahwa suatu negara yang di maniskan dengan sanjungan "Negeri Agraris" Kini menjadi Negeri yang teramat "Miris" karena fakta yang diberikan oleh siaran tersebut. 

    Dilansir dari media Kumparan, Harga beras yang dibanderol di Indonesia dipandang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beras di negara-negara ASEAN. Hal ini membuat masyarakat Indonesia harus merogoh kocek lebih banyak untuk membeli beras. Namun, di sisi lain, petani di Indonesia juga memiliki pendapatan yang rendah.

    World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste, Carolyn Turk, menuturkan pihaknya memperkirakan masyarakat Indonesia membeli beras dengan harga 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan harga beras di pasar global.

    Kalau sudah begini siapa yang bisa bertanggungjawab? Menilai dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyatakan ingin melindungi sektor pertanian tapi apa jadinya jika menjadi pedang bermata dua yang juga merugikan petani serta mendorong naik nya harga beras dalam negeri sendiri.

    Adapun seorang "pemimpin" yang mengeluarkan janji manis dalam kampanye-nya akan stop mengimpor beras, tetapi hanya menjadi nawacita masyarakat dan kebohongan manis dari seorang yang pandai berbicara tersebut.

    Saya harap dengan tulisan ini dapat membantu masyarakat petani yang menjadi korban atas kebijakan-kebijakan yang kurang bijaksana dari pemerintah Negeri ini, dengan upaya menyuarakan suara-suara mereka yang menanam padi di pagi hari dan pulang disambut kehangatan matahari sore hari.

    Penulis : Nurlan (Anggota Bidang Advokasi HMJ Ilmu Hukum)

    No comments