Budaya dan Teknologi
OPINI - Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, dengan diberi kelebihan berupa anugerah akal pikiran. Melalui kelebihan itu, manusia menggunakannya untuk menciptakan karya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
Kita biasa menyebutnya sebagai budaya, yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, sehingga menciptakan unsur dan wujud kebudayaan itu sendiri. Unsur dan wujud kebudayaan tersebut sebagai bukti bahwa manusia menggunakan dan memaksimalkan kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya.
Manusia mampu menciptakan suatu perubahan besar sebagaimana teknologi yang berkembang maju dalam kehidupan manusia saat ini. Perubahan tersebut, ialah perubahan yang diharapkan namun juga tidak diharapkan.
Dengan adanya teknologi yang semakin canggih, sudah tentu terdapat konsekuensi-konsekuensi yang harus diterima oleh manusia, terlebih masyarakat Indonesia dengan notabene kebudayaan yang dimiliki masih teramat kental. Hal ini sangat menarik untuk dikaji, sebab dengan mengkaji hal ini kiranya dapat membuka jendela dunia kehidupan masyarakat saat ini yang bergelimang dengan kecanggihan teknologi.
Seiring berjalannya waktu, teknologi akhirnya merajai dunia sehingga kita dapat mengenal begitu banyak budaya melalui jejaring sosial media. Namun dampak negatif dari adanya teknologi, kita jarang sekali melihat kebudayaan secara langsung. Sehingga mulailah eksistensi sebuah budaya perlahan-lahan menghilang dan tenggelam. Jarang sekali di era sekarang kebudayaan bisa di lihat secara langsung sebab orang-orang memilih alternatif untuk melihat melalui media yang ada.
Seperti kebudayaan orang Indonesia, yaitu gotong-royong yang sudah sangat jarang kita dapati di era teknologi sekarang ini. Orang-orang hanya sibuk dengan urusan pribadi dan lupa akan kebiasaan baik atau kultur masyarakat Indonesia.
Salah satu contoh diantara kebudayaan dan kesenian yang menyiratkan makna gotong-royong dan perlu tetap di lestarikan, yaitu “Accera Kalompoang” dimana sering masyarakat adat Gowa lakukan saat hari raya Idul Adha. Accera kalompoang sendiri yaitu acara atau kegiatan membersihkan atau pembersihan senjata, pusaka adat peninggalan kerajaan Gowa yang di lakukan di rumah adat balla lompoa Gowa. Prosesi sakral ini berlangsung selama dua hari, di hari pertama upacara bakal dimulai dengan barzanji atau doa-doa serta memotong kerbau dan memanggil para leluhur. Kemudian berlanjut dengan prosesi pengambilan air di sumur tua yang ada di Katangka, Gowa.
Penulis : A. Muh. Farhan Putra (Sekertaris Bidang Seni dan Olahraga Periode 2020-2021).
No comments