Budaya Literasi telah Mati ?
Opini - Roeslan abdul ghani dalam tulisannya mengatakan “generasi soekarno dan hatta asyik mengembara dalam dunia socrates, plato, marx, rever, dan banyak pemikir pemikir lainnya. Pikiran mereka dibanjiri oleh literatur mozart, dan membayangkan sebuah dunia utopis.
Pertanyaannya, kita sebagai generasi yang katanya milenial, modern, sudah berapa buku yang sudah kita baca, dan dari pemikir siapa kita mencuri ilmu dan gagasannya. Kenyataannya anak muda sekarang yang lagi-lagi katanya sebagai penerus bangsa lebih disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, mereka lebih banyak menyibukkan diri di sosial media terbukti pada tahun ini Indonesia di juluki sebagai penghasil netizen teraktif di dunia, apakah hal tersebut merupakan sebuah prestasi nyatanya hal tersebut merupakaan celaan bagi kita .
Tidak cukup dengan kurangnya minat literasi anak muda sekarang negara pun ikut andil dalam membredel buku-buku karena tafsiran sempit negara menganggap buku tersebut berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu kemubaziran sempurna dan pembodohan luar biasa ketika razia buku-buku dilakukan.
Di ruang lingkup mahasiswa pun terjadi hal demikian dimana kian memudarnya intelektualisme di kampus. Hal tersebut di buktikan padatnya jadwal kuliah disertai tugas makalah membuat mahasiswa disibukkan merampungkan tugasnya sendiri, lalu tiba saat presentasi (idealnya) di situlah dialekatika ilmu pengetahuan terjadi, justru gagal total. Tak berhenti di situ, sumber rujukan tugas (makalah) mereka umumnya bersandar pada artikel-artikel lepas di internet yang diragukan keakurasiannya.
Penulis penulis seperti Tere Liye, Andrea Hirata, A. Fuadi, Boy Candra, Pramoedya Ananta Toer, Mahbub Djunaidi, Danarto, Eka Kurniawan masih terasa asing ditelinga mereka. Itu baru sebagian kecil penulis-penulis Indonesia. Belum lagi penulis dari kawasan Asia, Eropa dan Amerika Latin. Betapa dunia literatur kita serasa begitu sempit.
Sebagai generasi yang mengaku lebih maju ketimbang generasi sebelumnya kita patut untuk meningkatkan budaya literasi ,Bahkan dalam agama (islam) pun kita di suruh membaca (iqro) karena begitu pentingnya hal tersebut. Karena membaca membuat kita kaya akan khasanah ilmu pengetahuan, jadi orang yang punya kedalaman imajinasi, keluasan hati, dan tidak mudah untuk di provokasi.
Penulis : Muhammad Al-Fajrin (Mahasiswa Ilmu Hukum Angkatan 2021)
No comments